INBERITA.COM, Banyak orang mendambakan kebebasan finansial—hidup tanpa harus bekerja aktif setiap hari dan tetap memiliki pemasukan yang stabil.
Salah satu cara yang mulai banyak diperbincangkan adalah hidup dari dividen saham. Tapi, benarkah bisa hidup sepenuhnya dari dividen?
Jawabannya: mungkin. Namun, jalan menuju sana tentu tidak sederhana. Diperlukan strategi yang terukur, pemilihan saham yang tepat, serta perencanaan modal yang matang.
Berikut ini tiga langkah penting yang harus dipahami dan diterapkan bila ingin merintis hidup dari dividen saham.
1. Pilih Saham yang Rutin Membagikan Dividen
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham, namun tidak semua perusahaan memberikan dividen secara rutin.
Beberapa perusahaan bisa saja tidak membagikan dividen karena masih merugi atau memilih untuk menahan laba demi ekspansi atau melunasi kewajiban finansial.
Oleh karena itu, memilih saham dari emiten yang memiliki rekam jejak konsisten dalam membagikan dividen setiap tahun menjadi langkah krusial.
Salah satu acuan bisa dilihat dari indeks IDX High Dividend 20 (IDX High Div20), yang memuat 20 saham dengan tingkat dividen tinggi dan konsistensi pembayaran yang baik.
Sebagai contoh, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dikenal rutin membagikan dividen setiap tahun, meskipun jumlahnya bisa berubah-ubah tergantung kinerja.
Di sisi lain, Bank BCA (BBCA) tidak hanya membagikan dividen secara konsisten, tetapi juga dua kali dalam setahun, dengan pertumbuhan dividen yang lebih stabil.
Bagi mereka yang ingin menjadikan dividen sebagai sumber pendapatan utama, kestabilan ini menjadi sangat penting.
Ketidakpastian dalam nominal atau waktu pembagian dividen dapat menyulitkan pengelolaan keuangan sehari-hari, terutama jika tidak ada sumber pendapatan lain.
2. Hitung Kebutuhan Modal Awal
Langkah berikutnya adalah menghitung berapa besar modal yang dibutuhkan agar dividen yang diterima cukup untuk menutup kebutuhan hidup bulanan.
Sebagai ilustrasi, jika seseorang membutuhkan Rp10 juta per bulan, maka dalam setahun dibutuhkan pemasukan sebesar Rp120 juta dari dividen.
Misalnya, rata-rata dividen per lembar saham BBCA adalah Rp100 per tahun, maka untuk menghasilkan Rp120 juta, dibutuhkan:
120.000.000 ÷ 100 = 1.200.000 lembar saham
Dengan asumsi harga saham BBCA saat ini adalah Rp8.000 per lembar, maka total modal yang harus disiapkan adalah:
1.200.000 x 8.000 = Rp9,6 miliar
Jumlah tersebut memang sangat besar, dan ini wajar mengingat dividend yield (imbal hasil dividen) BBCA hanya sekitar 1,25% per tahun.
Sebagai perbandingan, Surat Berharga Negara (SBN) ritel bisa memberikan imbal hasil 6% per tahun, dan deposito sekitar 4% per tahun.
Namun, saham memiliki satu keunggulan utama: potensi capital gain atau kenaikan harga saham dari waktu ke waktu.
Sebagai gambaran, harga saham BBCA dalam 10 tahun terakhir naik rata-rata 17% per tahun. Jika digabungkan dengan dividend yield 1,25%, maka total imbal hasil tahunan bisa mencapai sekitar 18,25% per tahun.
Dalam jangka panjang, dividen juga cenderung meningkat seiring pertumbuhan laba perusahaan.
Jika dividen per lembar naik dari Rp100 menjadi Rp300 dalam 10 tahun, maka total dividen tahunan dari jumlah saham yang sama akan menjadi Rp360 juta. Artinya, dividend yield terhadap modal awal akan naik menjadi 3,75%.
3. Gunakan Dividen untuk Biaya Hidup Harian
Setelah memiliki saham dan menerima dividen secara rutin, tahap berikutnya adalah mengelola pemasukan tersebut dengan bijak.
Dana dividen akan masuk ke rekening efek, dan dari sana bisa langsung dipindahkan ke rekening tabungan atau diinvestasikan kembali ke instrumen yang lebih likuid seperti reksa dana pasar uang.
Sebagai contoh, jika Anda menerima dividen Rp120 juta sekaligus, dana ini bisa ditarik secara bertahap, misalnya Rp10 juta per bulan, untuk memenuhi kebutuhan harian.
Cara ini bisa membantu menjaga kedisiplinan keuangan, mencegah pengeluaran impulsif (hedonis), dan memastikan likuiditas tetap terjaga sepanjang tahun.
Dengan pendekatan ini, dividen saham menjadi sumber pemasukan pasif yang nyata—mengalir rutin setiap tahun, dan dapat diatur penggunaannya tanpa harus menjual saham yang dimiliki.
Hidup dari Dividen Saham: Bisa, tapi butuh strategi jangka panjang. Membangun kehidupan yang ditopang sepenuhnya dari dividen saham bukan sekadar wacana.
Ini bisa menjadi kenyataan bagi siapa pun yang memiliki kesabaran jangka panjang dan disiplin finansial tinggi. Meski dibutuhkan modal awal yang tidak sedikit, tujuan ini bisa dicapai secara bertahap dalam kurun waktu 15 hingga 20 tahun ke depan.
Kunci sukses dari strategi ini ada pada tiga hal utama:
- Memilih saham yang konsisten dan stabil membagikan dividen
- Menghitung kebutuhan modal berdasarkan biaya hidup dan potensi dividen
- Mengelola pemasukan dividen secara disiplin untuk memenuhi kebutuhan bulanan
Dengan perencanaan yang matang dan keputusan investasi yang tepat, dividen saham bisa menjadi jalan menuju kebebasan finansial yang berkelanjutan.
Jika dimulai sejak dini dan dijalankan dengan konsisten, bukan tidak mungkin Anda bisa pensiun lebih awal dan hidup dari hasil investasi tanpa harus bekerja keras setiap hari. (xpr)