Roblox, Canva, Snapchat Tumbang! Gangguan pada Layanan AWS Lumpuhkan Aplikasi Besar Secara Global

Aws outages menyebabkan banyak layanan di internet matiAws outages menyebabkan banyak layanan di internet mati

INBERITA.COM, Sejumlah layanan digital populer seperti Snapchat, Canva, Roblox, hingga platform AI seperti Perplexity dilaporkan mengalami gangguan besar secara global akibat masalah teknis pada layanan cloud Amazon Web Services (AWS).

Masalah ini memicu kelumpuhan sementara pada berbagai aplikasi dan website yang bergantung pada infrastruktur AWS, termasuk layanan perbankan, pengiriman, media digital, hingga perangkat pintar rumah tangga.

Downdetector, platform pemantauan gangguan layanan digital, menerima lonjakan laporan dari pengguna di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Laporan tertinggi terkait gangguan Canva dan Roblox terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, disusul laporan gangguan Snapchat dan layanan lainnya pada pukul 15.20 WIB.

Di situs Downdetector khusus wilayah RI, aplikasi seperti Reddit, Disney+, Signal, dan sejumlah platform lainnya juga dilaporkan tidak dapat diakses.

Sumber utama gangguan ini teridentifikasi berasal dari sistem AWS. Dalam pembaruan di laman status resminya, AWS melaporkan adanya peningkatan tingkat kesalahan atau increased error rates pada sejumlah layanannya.

Secara spesifik, AWS menyatakan tengah “menyelidiki peningkatan tingkat kesalahan dan latensi pada beberapa layanan AWS di wilayah US-EAST-1,” yang diketahui menjadi salah satu wilayah pusat data utama Amazon.

Dampak dari gangguan ini bersifat luas dan berskala global, karena AWS merupakan penyedia layanan cloud terbesar di dunia.

Platform ini menjadi tulang punggung bagi banyak perusahaan besar dalam menyimpan data, membangun aplikasi, dan menjalankan layanan daring. Ketika gangguan terjadi, efek domino langsung terasa di seluruh dunia digital.

Beberapa pengguna Reddit melaporkan bahwa asisten pintar Alexa tidak dapat merespons, sementara aplikasi McDonald’s, Airtable, Canva, dan Perplexity juga mengalami kendala signifikan dalam pengoperasiannya.

Bahkan sistem dalam rumah tangga berbasis Amazon — seperti smart home — pun ikut terdampak karena konektivitasnya bergantung pada server AWS.

Amazon belum mengonfirmasi penyebab pasti dari gangguan ini. Namun, laporan internal menyebutkan bahwa salah satu layanan utama AWS, yaitu DynamoDB — database yang digunakan untuk menyimpan dan mengakses informasi penting seperti data pelanggan — sempat tidak dapat diakses akibat gangguan pada Domain Name System (DNS).

DNS sendiri merupakan sistem penting dalam jaringan internet yang berfungsi mengonversi nama domain (seperti amazon.com) menjadi alamat IP yang dapat dimengerti oleh mesin.

Mike Chapple dari University of Notre Dame menggambarkan situasi ini sebagai bentuk “amnesia sementara internet.”

Ia menjelaskan bahwa meskipun data tersimpan dengan aman di server Amazon, sistem lain tidak dapat menemukan atau mengakses data tersebut selama beberapa jam. Ini membuat aplikasi dan layanan digital seperti ‘terputus’ dari sumber datanya.

Masalah pada DNS berhasil diatasi sekitar pukul 06.35 pagi waktu ET, dengan Amazon merekomendasikan agar perusahaan-perusahaan klien mereka menghapus cache untuk mempercepat pemulihan sistem.

Namun, beberapa layanan AWS lainnya seperti EC2 — layanan virtual server yang umum digunakan perusahaan untuk menjalankan aplikasi — juga masih terdampak saat itu.

AWS secara berkala memperbarui informasi pemulihan melalui dashboard kesehatan layanan mereka. Dalam pembaruan terbaru, AWS menyatakan telah “sepenuhnya mengatasi” gangguan tersebut.

Meski demikian, sebagian situs dan aplikasi masih mengalami keterlambatan dalam memproses permintaan pengguna.

Penyebab utama gangguan belum diumumkan secara resmi dan Amazon diperkirakan akan melakukan investigasi menyeluruh atau postmortem dalam waktu dekat.

Beberapa perusahaan terdampak menyampaikan klarifikasi melalui media sosial. Perusahaan AI Perplexity mengonfirmasi layanannya mengalami gangguan karena masalah pada AWS dan tengah berupaya melakukan pemulihan.

Platform pertukaran mata uang kripto Coinbase juga meyakinkan penggunanya bahwa dana mereka aman, meski sempat terdampak oleh gangguan sistem.

Layanan digital besar lainnya seperti Flickr, PlayStation, hingga situs resmi Amazon juga sempat menampilkan pesan error 404 atau pemberitahuan gangguan.

Bahkan, pengguna di Inggris yang mencoba mengakses aplikasi perbankan dari Halifax, Lloyds, dan Bank of Scotland diarahkan untuk mencoba kembali di kemudian waktu karena tidak dapat memproses permintaan.

Gangguan ini menjadi pengingat akan bagaimana ketergantungan dunia digital saat ini terhadap layanan cloud seperti AWS.

Seperti dijelaskan oleh pakar teknologi Lance Ulanoff kepada CNN, AWS “berada di tengah-tengah segalanya,” dan ketika konektivitas ke pusat layanan seperti AWS terganggu, maka seluruh perangkat pintar dan aplikasi digital kehilangan akses dan tidak dapat berfungsi.

Dalam kejadian ini, AWS menunjukkan transparansi dan komunikasi yang cukup baik dengan memberikan pembaruan rutin serta menjamin bahwa pemulihan layanan dilakukan secara paralel di berbagai lini teknis.

Namun demikian, gangguan berskala besar seperti ini memunculkan pertanyaan baru soal ketahanan sistem cloud global dan pentingnya strategi cadangan yang andal bagi perusahaan pengguna layanan cloud.

Dengan semakin meluasnya adopsi layanan digital, insiden ini membuktikan bahwa satu titik kegagalan — dalam hal ini layanan cloud AWS — dapat berdampak sistemik ke jutaan pengguna dan ribuan perusahaan di seluruh dunia.

Ke depan, keandalan infrastruktur cloud dan strategi mitigasi risiko akan menjadi fokus penting bagi pelaku industri digital dan pengembang teknologi. (xpr)