INBERITA.COM, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp24,5 triliun sepanjang semester pertama tahun 2025.
Meski mencatatkan penurunan 7,7 persen secara tahunan (year-on-year), raihan ini tetap menjadi fondasi kuat bagi perusahaan untuk mempertahankan konsistensinya dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Dengan rencana mempertahankan dividend payout ratio di kisaran 60 persen, maka diperkirakan nilai dividen yang akan diterima pemegang saham bisa mencapai sekitar Rp300 per lembar saham, tergantung pada jumlah saham yang beredar dan realisasi kinerja hingga akhir tahun.
Strategi ini sekaligus menegaskan komitmen Bank Mandiri untuk terus memberikan imbal hasil yang menarik, meski di tengah dinamika ekonomi dan penyesuaian sektor perbankan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menegaskan komitmennya untuk menjaga rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) di kisaran 60 persen dari laba bersih.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Novita Anggraini, dalam konferensi pers kinerja kuartal II yang digelar secara daring pada Jumat, 19 September 2025.
Menurut Novita, kebijakan dividen yang diambil merupakan hasil dari berbagai pertimbangan strategis.
Tidak hanya mempertimbangkan kesehatan dan kebutuhan permodalan perusahaan, keputusan ini juga didasarkan pada strategi ekspansi bisnis Bank Mandiri dan aspirasi para pemegang saham yang mengharapkan imbal hasil yang optimal.
“Menghasilkan rencana dividend payout ratio yang secara jangka panjang kami jaga di kisaran 60 persen,” ujar Novita Anggraini dalam penjelasannya.
Novita juga membuka peluang bahwa Bank Mandiri bisa membagikan dividen interim, meski hingga saat ini belum ada rencana khusus terkait hal tersebut. Ia menegaskan bahwa opsi untuk membagikan dividen di tengah tahun selalu terbuka dan menjadi bagian dari diskusi internal manajemen.
“Rencana ataupun opsi itu tentunya opsi untuk membagikan dividen interim itu pasti akan selalu terbuka untuk Bank Mandiri,” jelasnya.
Namun demikian, ia menambahkan bahwa hingga saat ini, belum ada keputusan atau rencana spesifik mengenai pembagian dividen interim pada tahun ini.
Ia memastikan bahwa jika nantinya ada keputusan resmi, hal itu akan disampaikan secara terbuka kepada publik sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
“Apabila nanti di kemudian hari kami akan memiliki rencana dividen interim, tentunya juga akan kami komunikasikan secara terbuka sesuai tata kelola perusahaan yang baik. Ini untuk pertanyaan yang terkait dengan kebijakan dividen,” sambung Novita.
Dalam laporan kinerja semester pertama 2025, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp24,5 triliun. Angka tersebut mencatatkan penurunan sebesar 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara tahunan (year-on-year/yoy).
Penurunan laba ini terjadi di tengah kondisi makroekonomi yang menantang serta penyesuaian portofolio bisnis di beberapa segmen.
Kendati laba bersih mengalami kontraksi, Bank Mandiri tetap mencatatkan pertumbuhan positif pada sisi aset.
Secara konsolidasi, total aset Bank Mandiri meningkat 11,4 persen yoy, menjadi sebesar Rp2.514,68 triliun hingga akhir Juni 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan resiliensi bisnis bank pelat merah tersebut dalam menjaga performa keuangan secara keseluruhan.
Pendorong utama pertumbuhan aset ini berasal dari penyaluran kredit yang dilakukan secara konsolidasi. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.701 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini juga melampaui pertumbuhan rata-rata industri perbankan nasional yang berada di level 7,03 persen yoy berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025.
Dengan kinerja penyaluran kredit yang solid dan strategi manajemen risiko yang terukur, Bank Mandiri berhasil menjaga pertumbuhan yang sehat meski laba bersih mengalami sedikit koreksi.
Fokus perusahaan tetap pada penguatan fundamental bisnis jangka panjang, termasuk optimalisasi likuiditas, efisiensi operasional, serta peningkatan digitalisasi layanan perbankan.
Selain itu, kebijakan pembagian dividen yang terukur juga menjadi salah satu cara Bank Mandiri menjaga kepercayaan investor dan pemegang saham.
Menjaga rasio dividen di level 60 persen dianggap sebagai strategi yang seimbang antara memberikan imbal hasil kepada pemegang saham dan mempertahankan kapasitas ekspansi bisnis perusahaan ke depan.
Kebijakan ini dinilai penting mengingat sektor perbankan masih harus adaptif terhadap berbagai tantangan ekonomi global, termasuk volatilitas pasar, gejolak geopolitik, serta tren suku bunga yang berubah-ubah.
Dalam kondisi seperti itu, menjaga fleksibilitas permodalan tetap menjadi prioritas, tanpa mengorbankan kepentingan investor yang mengandalkan dividen sebagai sumber pendapatan rutin.
Meskipun laba bersih mengalami penurunan sementara, Bank Mandiri tetap menunjukkan arah kebijakan yang konsisten dan akuntabel, termasuk dalam hal pembagian dividen yang menjadi perhatian utama investor.
Komitmen menjaga payout ratio di kisaran 60 persen menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan tetap fokus memberikan nilai tambah kepada pemegang saham sambil tetap menjaga keberlanjutan pertumbuhan bisnisnya. (xpr)