Dapat Hadiah Umrah Usai Kasus Viral, Kepsek SMAN 1 Cimarga: Alhamdulillah, Pertolongan Allah Datang dari Segala Penjuru

Umroh 1Umroh 1
Momen Mediasi Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, Dengan Siswa Yang DI tamparnya pada Rabu, 15 Oktober 2025.

INBERITA.COM, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, Dini Pitria, menerima hadiah umrah gratis dari Pondok Pesantren Daarul Shafa, Depok, Jawa Barat.

Hadiah ini diberikan sebagai bentuk dukungan moral usai peristiwa viral yang melibatkan dirinya dengan seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Kabar mengenai pemberian hadiah tersebut beredar luas di media sosial dalam bentuk flyer dan video yang memuat informasi tentang keberangkatan umrah Dini. Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Dini Pitria.

“Iya, sudah dikirim (informasi umrah gratis). Rencananya beliau, Pak Ustadz Lancip, mau berkunjung ke rumah saya hari Ahad (Minggu),” ujar Dini kepada Awak Media, Jumat (17/10/2025), melalui pesan WhatsApp, merujuk pada pimpinan Ponpes Daarul Shafa, Ahmad Rifky atau yang dikenal sebagai Ustaz Lancip.

Menurut Dini, hadiah umrah ini menjadi salah satu bentuk empati dan dukungan yang ia terima dari berbagai pihak pascainsiden yang membuatnya menjadi sorotan publik.

Ia mengaku tidak aktif di media sosial, tetapi tetap merasakan dampak tekanan yang muncul dari pemberitaan dan opini publik.

“Alhamdulillah. Saat saya difitnah itu, tak banyak yang bisa saya lakukan. Saya tidak bermedsos juga, tapi saya yakin, orang yang dizalimi doanya akan dikabulkan Allah,” kata Dini.

Dini mengungkapkan bahwa dalam masa-masa sulit tersebut, dirinya hanya bisa mengandalkan doa dan harapan akan keajaiban.

Ia menyebut perhatian serta bantuan yang datang sebagai jawaban atas doa-doanya selama menghadapi situasi yang menurutnya penuh tekanan dan ketidakadilan.

“Saat itu, saya hanya meminta keajaiban untuk menepis segala fitnah. Alhamdulillah, pertolongan Allah datang dari segala penjuru,” ucapnya.

Sebelumnya, Dini Pitria sempat dinonaktifkan dari jabatannya sebagai kepala sekolah setelah mencuatnya dugaan bahwa ia menampar seorang siswa yang tertangkap merokok di lingkungan sekolah.

Orangtua siswa sempat melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun, kasus ini akhirnya diselesaikan secara damai setelah kedua belah pihak sepakat berdamai dan mencabut laporan resmi.

Pemerintah Provinsi Banten sempat mengambil langkah menonaktifkan Dini dari jabatannya demi kepentingan pemeriksaan, namun tidak lama kemudian ia kembali diaktifkan untuk memimpin SMAN 1 Cimarga.

Meski kasus dianggap selesai, dampaknya masih terasa bagi Dini maupun lingkungan sekolah.

Untuk memulihkan kondisi psikologis pascakejadian tersebut, Pemerintah Kabupaten Lebak memastikan akan memberikan pendampingan psikologis kepada Dini dan seluruh siswa SMAN 1 Cimarga yang terdampak.

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso, dalam pertemuan penyelesaian kasus di sekolah tersebut pada Kamis (16/10/2025).

“Atas peristiwa ini, nanti ibu kepala sekolah dan siswa terkait akan dibawa ke RSUD Adjidarmo untuk konsultasi dan pendampingan mental bersama psikolog,” kata Budi.

Selain Dini, ratusan siswa di sekolah tersebut juga akan mendapat perhatian khusus dari tim psikolog yang diturunkan oleh Pemkab Lebak.

Upaya ini dilakukan menyusul maraknya komentar negatif di media sosial yang dinilai berdampak pada kondisi mental para siswa, bahkan menimbulkan kekhawatiran terkait masa depan pendidikan dan pekerjaan mereka.

“Banyak komentar di media sosial yang seolah-olah mem-blacklist 630 siswa di perguruan tinggi atau perusahaan. Karena itu, kami sediakan pendampingan dan pemulihan mental bagi mereka,” ujar Budi.

Pemerintah daerah berharap, langkah pendampingan ini bisa membantu mengembalikan rasa percaya diri siswa serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Budi juga mengimbau seluruh pihak, termasuk media, untuk berperan dalam menyebarkan informasi yang akurat dan tidak memperkeruh situasi.

“Persoalan ini sudah selesai. Jadi kami harap semua pihak bisa menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,” tuturnya.

Kasus yang sempat memicu pro dan kontra ini kini dianggap selesai secara hukum dan sosial.

Dukungan moral yang diterima Dini, termasuk hadiah umrah dari Pondok Pesantren Daarul Shafa, menjadi bukti bahwa masih banyak pihak yang memberikan perhatian dan empati terhadap situasi yang dihadapi oleh tenaga pendidik di lapangan.

Meski demikian, Dini mengakui bahwa ia masih merasakan trauma dan kekhawatiran.

Ia bahkan menyebut bahwa guru-guru di sekolah juga membutuhkan batasan dan perlindungan dalam menjalankan tugas pembinaan terhadap siswa, terutama dalam situasi yang rawan disalahartikan oleh publik.

Kini, dengan kembali memimpin SMAN 1 Cimarga, Dini berharap dapat menjalankan tugasnya dengan lebih tenang, didukung suasana sekolah yang mulai pulih, serta semangat baru dari para tenaga pendidik yang selama ini mendampinginya dalam melewati masa sulit. (mms)