INBERITA.COM, Pekalongan – Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Pekalongan kembali menunjukkan peran penting mereka dalam situasi darurat non-kebakaran.
Pada Rabu (15/10/2025), tim Damkar menerima dua laporan berbeda yang sama-sama membutuhkan evakuasi, namun dengan kasus yang unik: jari siswa SD tersangkut di meja dan cincin yang tidak bisa dilepas dari jari warga.
Kasus pertama terjadi di sebuah sekolah dasar swasta di Kota Pekalongan. Seorang siswa mengalami insiden tak terduga saat tanpa sengaja memasukkan jarinya ke dalam lubang meja kayu yang berlubang.
Jari tersebut kemudian tersangkut dan tak dapat dikeluarkan, menyebabkan kepanikan ringan di lingkungan sekolah.
“Ya, jadi hari ini kita sudah merespon dua kali panggilan. Yang pertama tadi ada siswa SD jarinya tersangkut meja. Masuk ke lubang meja dan tidak bisa lepas,” ujar Petugas Damkar Kota Pekalongan, Yudha Wijaya, saat ditemui di Markas Damkarmat Kota Pekalongan.
Yudha menjelaskan, pihaknya menerima laporan dari sekolah sejak pagi hari dan segera menuju lokasi untuk melakukan tindakan penyelamatan.
Proses evakuasi berlangsung antara 30 menit hingga satu jam. Untuk menghindari rasa sakit pada siswa, petugas menggunakan metode manual dengan melebarkan lubang meja secara perlahan menggunakan alat tatah.
“Melebarkan lubang sedikit demi sedikit, dengan tatah, hingga jari bisa keluar,” jelasnya.
Setelah berhasil menyelamatkan jari siswa tersebut tanpa luka, tak berselang lama, petugas kembali menerima laporan kedua.
Kali ini dari seorang warga yang mengalami kesulitan melepas cincin dari jarinya. Kondisi tersebut cukup serius karena cincin menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit pada jari korban.

“Yang baru saja kita lakukan ini evakuasi cincin yang tidak bisa dilepas juga. Alhamdulillah semua berjalan aman dan lancar,” ungkap Yudha.
Ia menambahkan, kasus seperti ini bukan hal baru. Banyak warga, bahkan dari luar Kota Pekalongan, datang ke markas Damkar karena cincin yang tidak bisa dilepas.
Sebagian besar dari mereka telah mencoba berbagai cara seperti menggunakan sabun, minyak, hingga benang sebelum akhirnya meminta bantuan petugas.
“Sering banget (terkait cincin). Sebelum ke sini, biasanya, mereka itu banyak yang sudah coba pakai minyak, sabun, atau benang tapi tetap enggak bisa. Akhirnya datang ke sini,” ujarnya.
Yudha pun mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat menggunakan perhiasan, terutama cincin. Ia menyarankan agar cincin dilepas secara berkala untuk mencegah insiden serupa di kemudian hari.
“Ya sesekali dilepas agar tidak sulit dikemudian hari. Jika mengalami kesulitan lepas cincin kami siap 24 jam, tanpa pungutan, gratis,” tegasnya.
Salah satu warga yang mengalami kejadian ini adalah Reza (16), warga Sragi, Kabupaten Pekalongan. Ia mengaku awalnya hanya ingin melepas cincin yang dipakai, namun justru terjebak dan menyebabkan pembengkakan pada jarinya.
“Awalnya mau dilepas, nyangkut, terus bengkak. Sudah satu hari. Akhirnya datang ke Damkar biar bisa dilepas,” ungkap Reza.
Meski terkesan sepele, kedua insiden ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan kecepatan respon tim Damkar dalam menangani berbagai kondisi darurat.
Tidak hanya fokus pada kebakaran, Damkarmat Kota Pekalongan juga siap membantu masyarakat dalam situasi yang membutuhkan keahlian teknis dan alat khusus, termasuk evakuasi jari terjepit maupun cincin yang menyangkut.
Layanan evakuasi non-kebakaran oleh Damkar Pekalongan menjadi solusi gratis yang sangat membantu warga. Petugas juga memastikan semua proses dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan cedera tambahan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Dengan pelayanan 24 jam tanpa biaya, masyarakat diimbau tidak ragu meminta bantuan ketika menghadapi situasi serupa.
Dengan semakin seringnya laporan kasus jari terjepit maupun cincin yang tidak bisa dilepas, Damkar Kota Pekalongan terus mengedukasi masyarakat agar lebih waspada serta menghindari tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, terutama anak-anak di lingkungan sekolah dan penggunaan perhiasan dalam aktivitas sehari-hari. (mms)