Viral Gunung Lawu Dilelang Demi Proyek Geothermal, ESDM Langsung Klarifikasi

LawiuLawiu
Kawah Candradimuka Lawu adalah sebuah kawah vulkanik dengan pesona alam yang eksotis serta pemandangan unik yang akan menarik perhatian banyak orang.

INBERITA.COM, Isu Gunung Lawu akan dilelang untuk proyek panas bumi atau geothermal menjadi perbincangan hangat di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Menanggapi kegaduhan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) langsung memberikan klarifikasi resmi.

Pemerintah menegaskan bahwa Gunung Lawu tidak termasuk dalam wilayah pengembangan proyek panas bumi yang akan dilelang tahun ini.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa proyek geothermal yang tengah disorot bukan berada di kawasan Gunung Lawu secara langsung, melainkan di wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Kawasan ini berada di bawah lereng Gunung Lawu namun secara administratif dan teknis tidak termasuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

“Oh enggak, itu di luar. Pokoknya ada areanya adalah di luar area Lawu. Gunung Lawu tidak masuk Wilayah Kerja Panas Bumi ya,” tegas Eniya kepada media.

Lebih lanjut, Eniya menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan awal, memang sempat ada pembahasan untuk memasukkan kawasan Gunung Lawu dalam proyek panas bumi.

Namun, karena berbagai pertimbangan, terutama terkait kearifan lokal dan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak lingkungan maupun spiritual kawasan sakral, rencana tersebut akhirnya dibatalkan.

“Kecamatan Jenawi di bawahnya Gunung Lawu, semua daerah yang sakral, ada kata Lawu, sudah kita keluarkan dari WKP,” ungkapnya.

Kementerian ESDM, lanjut Eniya, sangat memperhatikan aspek sosial dan budaya dalam setiap pelaksanaan proyek energi terbarukan.

Hal ini dibuktikan dengan pendekatan hati-hati dalam menjalankan proyek pengeboran panas bumi, termasuk di proyek lainnya seperti di Gunung Hamiding dan Bonjol.

Eniya menyebut bahwa sebelum pengeboran dilakukan, pihaknya mengikuti prosedur khusus, termasuk pemilihan hari baik dan ritual lokal.

“Itu nanti sebentar lagi saya join ke yang drilling pertama ke Hamiding sama Bonjol, ini rada bersamaan, akhir minggu ini. Nah, itu drilling-nya pilih hari yang baik, titiknya di mana. Berdoanya tengah malam pukul 00.00 itu,” ujar Eniya, menggambarkan betapa pentingnya penghormatan terhadap budaya lokal dalam pelaksanaan proyek geothermal.

Sebelumnya, dalam ajang The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di JCC, Jakarta, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan melelang 10 proyek panas bumi pada tahun ini.

Rinciannya terdiri dari tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan tujuh Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE).

Menurut Bahlil, proses lelang akan dilakukan secara terbuka dan transparan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut, langkah ini merupakan bagian dari reformasi regulasi untuk mempercepat proses investasi dan memberikan kepastian hukum kepada para pelaku usaha di sektor energi baru dan terbarukan.

“Bapak-Ibu semua, semua potensi yang ada, saya sudah minta kepada Dirjen EBTKE untuk segera melakukan proses lelang. Dan transparan, siapa aja boleh. Dan ini bagian daripada apa yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Prabowo untuk melakukan reform regulasi dan percepatan regulasi dalam memberikan rasa kepastian dan percepatan bagi teman-teman pelaku usaha,” kata Bahlil.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa total kapasitas dari proyek geothermal yang akan dilelang mencapai 350 Megawatt (MW), dengan nilai investasi sebesar US$ 1,99 miliar.

Proyek ini juga diperkirakan mampu menyerap hingga 1.533 tenaga kerja, memberikan dampak ekonomi yang signifikan di wilayah pengembangan.

Berikut daftar tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang akan dilelang:

  1. Telaga Ranau – Maluku Utara (Kapasitas: 40 MW)
  2. Songgoriti – Jawa Timur (Kapasitas: 40 MW)
  3. Danau Ranau Lampung – Sumatera Selatan (Kapasitas: 40 MW)

Sementara itu, tujuh proyek Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) yang akan dilelang dengan mekanisme lelang terbatas (beauty contest) adalah:

  1. Bandar Barusepa – Maluku (Kapasitas: 25–40 MW)
  2. Jenawi – Jawa Tengah (Kapasitas: 86 MW, tahap awal ±55 MW)
  3. Gunung Tampomas – Jawa Barat (Kapasitas: 30 MW)
  4. Kadida – Sulawesi Tengah (Kapasitas: 40 MW)
  5. Cubudak-Panti – Sumatera Barat (Kapasitas: 40 MW)
  6. Cisurupan Kertasari – Jawa Barat (Kapasitas: 20 MW)
  7. Tuang – Sulawesi Selatan (Kapasitas: 20 MW)

Dengan klarifikasi resmi dari Kementerian ESDM, masyarakat diharapkan tidak lagi termakan informasi yang menyesatkan terkait proyek geothermal yang dikaitkan dengan kawasan Gunung Lawu.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan secara bertanggung jawab, dengan tetap menjaga kelestarian alam dan menghormati nilai-nilai budaya serta spiritual yang hidup di tengah masyarakat. (mms)