INBERITA.COM, Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang kian pesat membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan digital, termasuk industri konten video.
Namun, kemajuan ini juga memunculkan kekhawatiran di kalangan kreator konten, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari platform seperti YouTube.
Salah satu suara paling vokal datang dari Youtuber nomor satu dunia, Jimmy Donaldson atau yang lebih dikenal sebagai MrBeast.
Dengan jumlah subscriber terbanyak di platform YouTube, MrBeast secara terbuka mengungkapkan rasa cemas dan ketakutannya terhadap kemajuan teknologi AI yang dinilainya bisa menjadi ancaman serius bagi para kreator konten.
Melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) miliknya dengan handle @MrBeast, ia menuliskan kekhawatiran bahwa AI kini sudah mampu menciptakan video dengan kualitas visual yang sangat menyerupai video nyata, sehingga keaslian dan orisinalitas karya manusia bisa semakin terpinggirkan.
“Ketika video yang dibuat oleh AI hasilnya bisa sebagus video orisinal sungguhan yang seakan nyata, saya tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan di YouTube,” tulis MrBeast dalam unggahan yang diposting pada 5 Oktober 2025.
“Saya juga tak bisa membayangkan bagaimana video-video AI ini akan berdampak buruk pada jutaan kreator konten di YouTube yang meraup penghasilan dari platform tersebut untuk kehidupan mereka,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut langsung menarik perhatian banyak pihak, karena MrBeast dikenal jarang berkomentar di luar ranah kontennya sendiri. Biasanya, akun X miliknya hanya digunakan untuk membagikan video terbaru, cuplikan konten, atau kegiatan filantropi yang ia lakukan di kanal YouTube-nya.
Kekhawatiran MrBeast dianggap beralasan, mengingat AI kini mampu memproduksi video realistik hanya dengan input teks atau kalimat.
Kemampuan ini secara langsung mengubah peta persaingan di dunia digital, khususnya di YouTube yang mengandalkan kreativitas manusia sebagai inti dari ekosistemnya.
Saat ini, dua platform AI pembuat video yang paling menonjol adalah Sora milik OpenAI dan Veo milik Google.
Kedua alat tersebut mampu menciptakan video dari prompt teks, dengan hasil yang mengesankan dan nyaris menyerupai karya sinematik.
Sora dikenal unggul dalam memahami konteks, detail adegan, serta menciptakan visual yang realistis dari narasi sederhana.
Di sisi lain, Veo menonjol karena mampu menghasilkan video dengan kualitas sinematik tinggi, kontrol artistik terhadap gaya visual, serta integrasi audio yang halus dan presisi.
Kedua alat ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan platform seperti YouTube, yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi jutaan kreator di seluruh dunia.
Jika AI mampu menciptakan konten tanpa campur tangan manusia, maka posisi kreator independen bisa terancam secara eksistensial dan ekonomi.
Meski MrBeast tidak menyebutkan secara spesifik platform AI mana yang menjadi sumber kekhawatirannya, pernyataan tersebut mencerminkan keresahan yang kini mulai meluas di kalangan industri kreatif digital.
Menariknya, ini bukan kali pertama MrBeast bersinggungan dengan teknologi AI. Pada tahun 2024 lalu, ia sempat meluncurkan sebuah alat berbasis AI bernama AI Thumbnail Generator yang berfungsi membuat cuplikan (thumbnail) video YouTube secara otomatis.
Meskipun alat ini ditujukan untuk membantu para kreator, kehadirannya sempat menuai kritik karena dinilai justru mendorong ketergantungan terhadap teknologi dan mengurangi sentuhan kreatif manusia.
Fenomena AI yang semakin mendekati kemampuan produksi manusia dalam membuat video berkualitas tinggi, kini bukan lagi sekadar imajinasi sains fiksi.
Bagi para kreator seperti MrBeast, hal ini menjadi peringatan nyata bahwa revolusi digital berikutnya bisa datang lebih cepat dari yang dibayangkan—dan tidak semua pihak siap untuk menghadapinya.
Dengan lebih dari 200 juta subscriber dan pengaruh global yang besar, pernyataan MrBeast soal AI kemungkinan akan memicu diskusi lebih luas mengenai regulasi, etika, dan masa depan konten digital di era otomatisasi.
Pertanyaannya kini bukan lagi apakah AI akan mengubah YouTube, tetapi seberapa besar dampaknya terhadap manusia di balik layar—para kreator yang selama ini menjadi nyawa dari platform tersebut. (mms)