INBERITA.COM, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mendadak gelap gulita akibat pemadaman listrik yang terjadi pada Jumat malam (10/10/2025), sekitar pukul 18.15 WITA.
Peristiwa tersebut berlangsung selama hampir satu jam dan menyebabkan gangguan serius pada aktivitas di dalam maupun luar kawasan bandara, termasuk akses keluar-masuk kendaraan yang sempat tertahan akibat sistem gate otomatis tidak berfungsi.
Pantauan di lapangan menunjukkan suasana gelap total menyelimuti terminal internasional maupun area luar bandara. Para penumpang yang tengah menunggu keberangkatan dilaporkan panik karena lampu padam secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan.
Sebagian besar area hanya mengandalkan penerangan darurat yang terbatas, menciptakan suasana yang mencekam dan membingungkan.
“Di dalam terminal internasional gelap sekali. Listrik padam sekitar pukul 18.15 WITA,” ungkap salah satu pekerja bandara yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi sempat membaik ketika aliran listrik kembali menyala pada pukul 18.43 WITA, khususnya di beberapa area tenant bawah terminal. Namun hanya berselang tiga menit kemudian, tepatnya pukul 18.46 WITA, listrik kembali padam.
Hingga beberapa waktu setelahnya, pasokan listrik di terminal belum sepenuhnya stabil. Beberapa tenant masih terlihat gelap karena belum mendapat aliran listrik, sementara aktivitas pelayanan penumpang juga belum sepenuhnya normal.
Tidak hanya di dalam terminal, dampak pemadaman juga dirasakan di area parkir dan pintu keluar bandara.
Sistem gate otomatis untuk kendaraan roda empat sempat tidak berfungsi, menyebabkan antrean kendaraan di beberapa titik karena tak bisa keluar atau masuk. Pengemudi harus menunggu hingga sistem kembali berjalan atau diarahkan secara manual oleh petugas.
Hingga saat berita ini diturunkan, belum ada penjelasan detail dari pihak pengelola bandara mengenai penyebab utama pemadaman maupun upaya penanganan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang.
Ketika dikonfirmasi, Communication & Legal Division Head PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi, hanya memberikan keterangan singkat.
“Standby dulu ya, kami sedang cek dan akan update selanjutnya,” ujarnya.
Minimnya komunikasi resmi dari pihak bandara membuat banyak penumpang merasa kecewa dan cemas. Sejumlah pengguna jasa penerbangan bahkan mempertanyakan sistem kelistrikan dan mitigasi darurat di salah satu bandara tersibuk dan paling strategis di Indonesia tersebut.
Beberapa penumpang yang dijadwalkan berangkat dalam waktu dekat mengaku khawatir akan adanya keterlambatan atau gangguan pada sistem check-in, boarding, dan imigrasi.
Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan gerbang utama pariwisata Pulau Bali dan menjadi penghubung penting penerbangan domestik maupun internasional.
Setiap harinya, ribuan penumpang mengandalkan layanan bandara ini untuk beraktivitas, baik untuk tujuan wisata, bisnis, maupun kepentingan lainnya.
Gangguan sebesar ini tak hanya berdampak pada kenyamanan penumpang, tetapi juga memengaruhi persepsi publik terhadap keandalan fasilitas bandara.
Di media sosial, sejumlah video dan foto kondisi gelapnya terminal bandara beredar luas dan memicu perdebatan.
Warganet mempertanyakan mengapa fasilitas vital seperti bandara internasional bisa mengalami pemadaman listrik berkepanjangan tanpa sistem cadangan daya yang memadai.
Banyak juga yang menilai bahwa gangguan ini menjadi tamparan bagi pengelola untuk lebih serius dalam meningkatkan sistem keamanan dan infrastruktur penunjang di bandara.
“Saya kira listrik mati sebentar, ternyata hampir satu jam dan belum jelas kenapa bisa sampai segelap itu. Ini bandara internasional, lho,” ujar seorang penumpang asal Jakarta yang dijadwalkan terbang ke Singapura malam itu.
Situasi ini juga memicu kekhawatiran soal keselamatan penerbangan. Meskipun runway dan sistem kendali lalu lintas udara tidak terdampak secara langsung berkat dukungan sumber daya cadangan yang terpisah, potensi risiko tetap menjadi perhatian serius, terutama jika gangguan terjadi pada sistem penting seperti navigasi atau komunikasi penerbangan.
Pihak PT Angkasa Pura Indonesia diharapkan segera memberikan klarifikasi resmi dan langkah antisipatif untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang.
Transparansi informasi serta perbaikan sistem darurat menjadi tuntutan utama dari publik, khususnya para pengguna jasa bandara yang berharap layanan terbaik di pusat transportasi udara strategis seperti Bandara Ngurah Rai.
Kejadian ini menjadi peringatan penting bahwa keandalan sistem kelistrikan di fasilitas publik vital seperti bandara harus menjadi prioritas utama.
Selain menyangkut kenyamanan, gangguan seperti ini juga berpotensi menurunkan kepercayaan wisatawan terhadap infrastruktur pariwisata Bali yang selama ini menjadi andalan ekonomi daerah. (xpr)








